baca itu seru | review buku Totto Chan Gadis Cilik di Jendela

6:38 AM


Dari 28 hari di bulan februari hanya mampu menamatkan 1 buku saja, Totto Chan Gadis cilik di Jendela. #bacaituseru

Buku ini sudah lama saya tau, sejak tahun 2009, lewat akun facebook seorang teman yang kerap berkegiatan bersama di benteng Rotterdam dulu waktu saya menetap di Makassar 2009-2010.
Bolak balikteman saya di akun facebooknya menyebut-nyebut nama totto chan, saya membayangkan dia sedang membicarakan komik manga jepang.

Nantilah setelah tahun 2011 saat saya pindah ke Sorowako, baru mulai cari tahu tentang si Totto Chan. Saya juga pernah lihat buku kakak saya, tapi bukunya ikut ke Jepang saat dia sekeluarga pindah ke Kyoto, Jepang. Di Sorowako ada toko buku kecil, koleksi bukunya tidak lengkap, alternatif untuk berbelanja buku yaitu kalau tidak dititip ke teman yang lagi ke gramedia adalah belanja online. Lumayan lama saya menunggu sampai dapat buku Totto Chan ini.
Pada dasarnya saya menyukai buku-buku yang dilengkapi ilustrasi, beberapa buku yang saya beli hanya karena ada ilustrasi di dalamnya bukan karena baca review buku atau bukan kerena buku itu lagi laris atau hits dibicarakan.

Pertama kali paket buku Totto Chan datang, yang saya lakukan bolak balik mengagumi karya ilustrasi anak-anak dari Chihiro Iwasaki. Seorang illustrator wanita yang berkarya dengan media cat air, karya Chihiro pada umumnya adalah tema keceriaan dan kedamaian anak-anak. Sayangnya kehidupan pernikahan tak berlangsung lama dengan seorang pria yang dijodohkannya karena suaminya meninggal bunuh diri. Karya Chihiro bisa dilihat disini


Lanjut ke isi buku setelah ilustrasi-ilustrasi cantik, mulailah saya dengan ikut berpetualang bersama seorang anak usia sekolah dasar si totto chan, Nama aslinya adalah Tetsuko Kuroyanagi, dia menuliskan pengalamannya semasa kecilnya sendiri di buku ini. Ayahnya memanggil dia dengan sebutan totski.

 Pengalaman seorang anak kecil yang penuh semangat masuk ke sekolah dasar, di sekolah pertama si totto chan dikeluarkan karena sikapnya yang kadang dianggap aneh oleh gurunya. Kebiasaannya seperti memandang keluar jendela berlama-lama, menunggu rombongan pemusik jalanan, membuka tutup meja secara berulang-berulang kali membuat habis kesabaran bu gurunya. Akhirnya mama totto chan memutuskan untuk mencarikan sekolah lain yang bisa menerima totto chan.
Sementara itu sekolah baru totto chan letaknya agak jauh dari rumahnya, dia harus naik kereta api untuk bisa sampai kesana, nama sekolahnya Tomoe Gakuen, disitulah petualangan barunya berlangsung, sekolah yang ruangan kelasnya terbuat dari gerbong bekas kereta. Para murid bisa bermain dan belajar menurut kesukaan mereka, murid-murid bisa mengubah pelajaran apa saja yang mereka kehendaki, ada yang menyukai bahasa bisa memulai dengan belajar bahasa, bagi yang suka fisika bisa memulai dengan pelajaran fisika.
Setiap hari totto chan pulang kerumah membawa banyak cerita tentang pengalaman baru di sekolah, Pak Kepala sekolah Mr. Kobayashi adalah serang pendengar yang baik, dia bisa betah dan sabar berjam-jam mendengarkan Totto Chan bercerita. Totto chan pun sangat menyayangi pak kepala sekolah, begitu juga dengan teman-teman kelas lainnya.
Belajar di sekolah Tomoe Gakuen bisa dibilang seperti layaknya bermain, bagaimana pak kepala sekolah mengajak anak-anak kelas 1 untuk berkemah di sekolah untuk mengajarkan kebersamaan dan melatih mental mereka, pura-puranya salah satu dari mereka disuruh menjadi hantu, tetapi si anak malah takut, dan pak kepala sekolah menyisipkan pelajaran bahwa teman yang jadi hantu saja takut, maka kita yang lain tak perlu takut sama hantu. Dilain kesempatan pak Kepala sekolah mengajak anak-anak kelas Totto Chan untuk datang malam hari ke sekolah untuk menyaksikan gerbong baru datang. Beberapa hari sebelumnya anak-anak itu penasaran, bagaimana caranya gerbong bisa datang ke sekolah, diajaklah anak-anak menyaksilan trailer besar yang mengangkut gerbong baru dan menjadi pengalaman baru serta pengetahuan baru untuk anak-anak.
Sayang sekali sekolah Tomoe Gakuen di akhir cerita hangus terbakar karena saat itu Jepang mendapatkan serangan dari amerika, banyak anak-anak yang berpisah dari kawan sekelasnya kerena keluarganya harus mengungsi.

Cerita ringan dan menyenangkan di awal dengan tingkah lucu si Totto Chan, rasanya susah mencari tenaga pendidikan seperti Mr. Kobayashi, dan di akhir cerita meninggalkan sedih yang mendalam akibat perang.


You Might Also Like

0 comments

DIENG CORNER

DIENG CORNER
Owner and Instructure of DIENG CORNER

followers