"sket manual tidak sulit " itu kata Mas Wid :)
11:46 PM sketsa diri sendiri-Widiyatno
"gambar/sket manual tidak sulit,
hanya mungkin jarang diasah saja"
Mas Widi, saya mengenalnya lewat komunitas Sketsa di lokasi "Indonesia's Sketcher" (IS) tiap kali mas Widi mengunggah karya sketsanya saya pasti takjub berlebihan. Saya bisa berlama-lama melihat karya-karyanya. Kalau seandainya di facebook diberi kesempatan memberikan jempol atau komentar LIKE atau SUKA sampai 100 kali, mungkin setiap karya mas wid akan saya berikan 100 kali jempol LIKE :).
Di facebook mas widi dikenal dengan nama akunnya Widiyatno Kumisan
Kalau tidak salah ingat saya sudah lebih duluan melihat karya-karyanya lewat tautan ke blog pribadinya melalui situs Urban Sketcher (USk), beliau adalah salah satu kontributor di jaringan komunitas sket internasional USk bersama beberapa teman IS yang lain seperti mas Cedhar dan pak Rudi Hartanto.
kaya-karya mas Wid didominasi dengan sket bemo, kendaraan yang sudah mulai langka di kota Jakarta. Benar-benar terdokumentasi dengan baik, selain lihai menyeket potret realis, mas wid ini juga mahir melukis dengan cat minyak, ada juga lukisan goresnya yang menggunakan tinta india diatas keramik merupakan salah satu karyanya yang sangat saya kagumi. Tak hanya itu, seniman ini juga jago membuat komik strip "bung sentil" dimana naskah dibuat oleh Butet Kartarajasa yang dimuat di Media Indonesia Minggu setiap minggu dan juga ilustrasi digital.
"bemo ngetem di Bendungan Hilir"
cat air diatas kertas
contoh "story board"drama musikal Laskar Pelangi
"KENES"
Scratch Art
Lukisan Hitam putih, menggunakan Indian Ink dengan teknik gores
(belajar menggoresnya bukan dari kenes kan mas Wid? )
Yang saya suka contek dari karya mas Widi ini adalah gaya ciprat-ciprat cat airnya. Bahkan di kalangan teman-teman anggota IS menggunakan istilah teknik "Widi-isme" kalau sudah mulai bereksplorasi menyajikan hasil karya sketnya dengan teknik cipratan cat air. termasuk saya yang juga suka sekali berusaha menyontek teknik ciprat-ciprat ini. Tapi rasanya memang tak mudah menghasilkan efek cipratan yang sederhana tapi alami kelihatannya. Mungkin harus berlatih lebih giat lagi. Mengingat mas wid pasti sudah melatihnya berjuta-juta kali dibandingkan saya yang baru mencobanya.
sketsa salah satu sudut Coffewar
Lihat cipratan cat air, khas mas Widi
Lihat cipratan cat air, khas mas Widi
Mudah-mudahan suatu saat saya bisa bertemu dengan Mas Widi dan melihat langsung bagaimana dia membuat sketsanya terutama saat mencipratkan cat airnya. Selama ini proses pembelajaran sket saya salah satunya hanya melalui grup IS, dimana saya melihat banyak karya anggota yang lain sebagai referensi. Kalaupun saya mengunggah gambar hasil sket di lokasi saya akan sangat senang kalau karya saya dikomentari secara teknis oleh mereka-mereka yang lebih berpengalaman secara akademis di bidang ini :)
studio mas Wid, dengan berbagai karyanya.
Ada lukisan cat minyak, scratch art, skets fold dan berbagai perlengkapannya
(mengutip perkataan Shanti, dia lebih memilih mempunyai studio seperti ini
dibandingkan memiliki tas channel asli keluaran terbaru) :)
Tulisan panjang tak akan cukup mampu menjelaskan bagaimana saya mengagumi karya-karya dari teman-teman yang bergabung di IS yang saya angkat menjadi guru saya secara sepihak. Belajar diam-diam dari referensi karya yang ada, dan menyimak setiap komentar yang terjadi. Saya paling suka kalau ada komentar atau karya yang sedikit nyeleneh, karena dengan begitu biasanya para "guru" akan turun tangan dan mengeluarkan ilmunya :)
Agar postingan ini tidak menjadi panjang (edisi ke 2) silahkan berangkat ke blog mas Widiyatno alamatnya disini : http://urbansketcherwidiyatno.wordpress.com/
2 comments