Kenapa "menyeket di lokasi"? :)
9:55 AM"Dan jangan pernah berhenti untuk belajar, bereksplorasi dan berkarya, di manapun dan kapan pun. "-Dhar Cedhar
Menyeket kata bakunya adalah mensketsa, dari asal sketsa. Kegiatan lama yang mulai saya tekuni sejak tahun 2009. Berawal dari hobi membuat corat coret di kertas. Sejak kecil saya senang menggambar, hingga saya memutuskan untuk memilih jursan arsitektur karena orang tua tidak setuju kalau anak-anaknya menjadi seniman dengan berkuliah di institut seni. Lagipula, karena saya juga senang dengan hitung-hitungan dibandingkan dengan pelajaran sosial maka sukseslah saya memilih jurusan arsitektur saat UMPTN dulu.Setidaknya, saya bisa menyenangkan orang tua dengan menjadi sarjana teknik tapi juga tidak meninggalkan hobi menggambar saya.
Tahun 2009 saat itu saya masih karyawan swasta sebagai juru gambar teknik di proyek DAM KAREBBE. Setiap akhir pekan dan libur kantor, suami mengajak bersepeda sambil membawa kertas dan alat tulis. Iya...untuk membuat gambar sketsa di lokasi. Rupanya perkenalannya dengan seorang ilustrator yang hobi menyeket bernama Cedhar membuatnya tertarik untuk melakukan hal yang sama dengan Mas Cedhar, begitulah selanjutya kami memanggilnya.
mbak mei rini, lintang dan mas cedhar
(minus alden nih)
mas cedhar di ruang kerjanya
(gaya saya kayak sedang menyeket live mas che saja) :P
(gaya saya kayak sedang menyeket live mas che saja) :P
Bulan maret 2009,saya dan suami berkesempatan mengunjungi mas cedhar di Jakarta. Kami berkujnung ke rumahnya yang sekaligus kantornya. Di sana bertemu dengan mbak rini istrinya, Alden serta lintang anaknya. Kami bebincang di ruang kerjanya. Saya takjub melihat begitu banyak buku sketsa lamanya yang disimpan rapih. Dia senang melakukan perjalanan,tak lupa membawa buku sketsa dan perlengkapan menyeket yang mudah dibawa-bawa saat bepergian. Saya juga pertama kali melihat kotak ber-merek winsor and newton yang diperlihatkannya kepada kami saat itu. Kotak ringkas yang memuat 12 warna cat, lengkap dengan tempat kuas dan tangki air kecil. Dan beruntungnya dia mendapatkan barang itu setengah harga, sayangnya persediaan di toko itu tinggal satu.
perlengkapan menyeket ringkas dari
Winsor and Newton
kotak Winsor and Newton saat dibuka
Satu persatu buku-buku sketnya saya lihat, saya lupa tepatnya buku yang paling awal itu tertulis tahun berapa, masing-masing buku diberi nomor untuk menandakan mana sketsa yang dilakukannya lebih awal, berturut-turut ke buku yang paling baru berisi sketsa-sketsa terbaru pula. Ada buku yang khusus merekam pertumbuhan anak-anak dan beberapa tingkah gaya anak-anaknya, kucing peliharaannya Lintang, dan ada juga buku sketsa yang berisi karya-karya imajinasi mas cedhar berupa peri-peri yang cantik.
sketsa kampung Matano
(saat mas cedhar ke sorowako)
sketsa berbagai macam ayam
Saya rasa tak ada kendalalah bagi seorang lulusan ikip seni rupa Semarang ini dalam membuat karya sketsa, untuk proporsi anatomi manusia, hewan dan tumbuhan, komposisi warna semuanya indah menurut penilaianku sebagai seorang penikmat seni visual. Dan saya yakin, banyak yang sependapat denganku :)
Selain buku-buku sketsa miliknya, ruang kerja mas cedhar juga penuh dengan buku-buku karya ilustrator terkenal seperti walt disney dll. Buku komik dan beberapa peralatan mewarnai yang lengkap. Juga seperangkat komputer, iya...selain jago membuat gambar manual, dia juga mahir mengolah hasil gambarnya menjadi karya digital yang tak kalah menawan. Beberapa karya digitalnya biasa kita lihat. Biasanya terbit di majalah-majalah sebagai ilustrasi cerpen ataupun tokoh-tokoh kartun dalam iklan sebuah produk.
Berbekal kunjungan kami ke rumah mas cedhar, sepulang dari sana saya dan suami langsung singgah ke toko gunung agung daerah Kwitang (yang lumayan lengakap dan bikin betah berlama-lama disana) untuk membeli buku sket sekaligus kuas bertangki kami yang pertama dan mulai mendokumentasikan perjalanan kami dalam buku sket.
Akhirnya, sepulangnya dari Jakarta saya dan suami mulai rajin menyeket di lokasi. Hampir setahun kami rutin bergerilya di kota Sorowako, mulai dari dermaga, danau, pasar tradisional, yang paling sering adalah membuat sketsa benda-benda di sekitar rumah, seperti alat rumah tangga, perlengkapan elektronik dll. Awal tahun 2010 saya dan suami pindah ke makassar, saya berhenti bekerja karena konsentrasi dengan kehamilan, saya banyak belajar melukis di sanggar seni Makassar Art Gallery bersama pak Mike Turussy dan pak Zainal Beta. Mulai bergabung di komunitas sketsa di Lokasi yang merupakan bagian dari jaringan dunia Urban sketcher, rutin bergerilya kota Makassar ditambah dengan kepulangan kakak (koordinator IS - Makassar) saya yang sempat bergabung di komunitas Indonesia's sketcher di jakarta.
Sejak tergabung di komunitas Indonesia's Sketcher saya mulai rajin mendokumentasikan karya sketsa.
Sejak tergabung di komunitas Indonesia's Sketcher saya mulai rajin mendokumentasikan karya sketsa.
Yang paling enak sih mendokumentasikan secara digital di blog. Saya punya beberapa untuk menyimpan hasil sket saya dan suami di HELLOW YELLOW. Ternyata mendokumentasikan itu adalah salah satu proses dari belajar (belajar apapun itu) Dan saya sangat merasakan manfaatnya. Seperti yang dilakukan Mas Cedhar saat saya dan suami mengunjungi beliau di rumahnya tahun 2009 lalu. Mas cedhar adalah salah satu aktivis di jaringan sket mancanegara URBAN SKETCHER dan pendiri komunitas sketsa di lokasi "Indonesia's sketcher".
Satu hal yang saya rasakan saat melakukan kegiatan menyeket di lokasi, yaitu kita jadi lebih detail dalam melihat suatu benda. misalnya saja saya ingin menggambar bunga kembang sepatu. Mungkin selama ini kita melihat bunga kembang sepatu seperti bunga lainnya yang terdiri dari kelopak lebar-lebar, dengan tangkai dan daun, tapi jika kita melihat debih detail, kita melihat lebih ke dalam bunga itu, dimana nampak butiran serbuk sari melekat pada putik bunga, jika beruntung kita bisa melihat bagaimana seekor semut yang berlumuran serbuk sari berusaha keluar dari dalam kelopak bunga itu, bisa mencium bau bunganya seperti getah pekat, kita bisa melihat indahnya gradasi yang terbentuk di setiap lembar kelopaknya. Dan tanpa sadar kekaguman terbesar selalu kita kembalikan kepada yang maha pencipta.
Bagi yang ingin gabung di Indonesia's Sketcher silahkan di grup facebook Indonesia's Sketcher bertemu dengan gerilyawan kota yang mengabadikan kota masing-masing, membuka jendela kota dari cara yang berbeda :). Selain itu mereka juga sangat baik dan rendah hati dalam mengajarkan ilmu meyeketnya,
**terima kasih bisa punya kesempatan bertemu dan berkenalan dengan anda !
6 comments