Gelas Tupperware
2:05 PMPertamakali mengenal produk ini ketika saya masih SMU, saat itu sepulang sekolah saya langsung dipanggil Ma, katanya ada hal mearik yang harus saya lihat, diajaknya saya ke dapur dan melihat jejeran gelas-gelas plastik bertutup. Tapi bagi saya, apanya yang menarik? Gelas plastik warna-warni biasa saja tuh! Selanjutnya ma mengisi air ke salah satu gelas itu, menutupnya dan membalikkan...Ta..Da...! Tidak tumpah !!!
Lumayanlah, dalam posisi terbalik selama beberapa menit air di dalamnya yang lumayan penuh tidak merembes sedikitpun, apalagi tumpah...tunggu setelah ma menyebutkan harganya, whuah....ini yang bikin kaget...mahal juga, untuk segelas tinggi produknya bisa untuk membeli 3 lusin gelas Duralex anti pecah.
Polpen, pensil warna di buku sket
Sejak hari itu Ma masih saja melengkapi koleksi Tupperwarenya, mulai dari tempat kecap, tempat bawang goreng, tempat sambel, tempat minyak anti tumpah, lunch kit, toples plastik (buat tempatan kerupuk), baskom bertutup, set toples cantik warna-warni, dan masih banyak jenisnya, lemari dapur jadi sesak oleh produk ini, perlahan-lahan peran toples kaca tergantikan oleh warna-warni plastik anti pecah, kedap udara dan anti tumpah ini. Kata Ma, yang menjadi unggulannya adalah garansi seumur hidupnya jika produk ini pecah, maka kita bisa minta ganti dengan produk yang sama atau seharga dengan itu (tidak bisa digantikan dengan uang). Tapi hingga tahun 2009 ini rasanya belum ada satupun dari toples Ma yang retak atau pecah, paling sering sih tutupnya yang rusak digigit tikus, sayangnya untuk kerusakan tutupnya tidak mendapatkan garansi penggantian =(
Karena harganya yang cukup mahal, Ma sangat menjaga koleksi tupperwarenya, setiap habis digunakan pasti dikembalikan ke bufet kerajaan tupperwarenya. Hilang sebentar dari pandangannya pastilah ma langsung berteriak memanggil saya atau siapapun di rumah yang bisa menjawab pertanyaannya “Mana tupperwarenya Mama yang tutupnya warna merah?” atau “Mana gelas tupperwarenya Mama yang warna hijau? Yuni itu yang paling suka pake !” (ha...ha...ha...tuduhan yang tepat!)
Beberapa kali saya membawa kue-kue atau makanan ke sekolah menggunakan lunch kit koleksi Ma, setiap pulang sekolah pasti pertanyaan pertama adalah “Ko bawa pulangji tupperwarenya Mama?”. Bahkan pernah suatu hari saya lupa membawa pulang lunch kitnya...hasilnya? Ma marah-marah seharian =)
Kisah saya tidak jauh berbeda dengan sahabat-sahabat cewek saya, betapa mereka juga mendapatkan bahwa tupperware menjadi barang kesayangan ibu mereka, sampai ada lelucon di kalangan kami anak-anak cewek yang sangat populer, “Ibu-ibu itu lebih sayang sama tupperwarenya,buktinya kalau anak ceweknya tidak pulang seharian tidak dicari, sebaliknya kalau tupperwarenya telat kembali pasti dicari setengah mati.”
Ternyata, hal ini tidak berlaku untuk seorang Ibu, teman Ma. Namanya tante Ratna Odenjar, tante ini terkenal funky dan gaul, orangnya senang humor. Dia punya 3 orang anak remaja semuanya laki-laki , ketiga anaknya ini mengelola sebuah warung kopi bernama “Kopi Api” yang merupakan salah satu perintis warkop di desa kecil Sorowako.
Pernah suatu hari saya singgah ngopi di Kopi Api, kebelet buang air kecil saya langsung menuju kamar mandi yang terletak di samping bangunan tersebut, busyet....timbanya besar sekali...kotak modelnya saya rasa sangat tidak asing bagi saya, saya sering melihat yang betuknya seperti itu, tapi dimana ya? Saya coba mengingat-ingat, penasaran saya balik timba yang berukuran jumbo itu. Aha! Pantaslah saya tidak merasa asing melihat timba yang lebih pantas disebut baskom itu, di punggungnya tercetak tulisan timbul TUPPERWARE. Rupanya di keluarga tante Ratna tupperware bukan merupakan barang yang musti diperlakukan istimewa, ataukah karena tutupnya sudah hilang jadi tidak ada lagi embel-embel anti tumpah dan kedap udara? Mungkin sebagai usulan kepada Tupperware, bisa dibuatkan produk untuk perlengkapan kamar mandi (misalnya timba bertutup anti tumpah ?)
0 comments