Betapa berjayanya kursi ini di tahun 80an. Kursi besi dengan tempat duduk dan sandaran punggung yang terbuat dari belitan tali karet. Kalau saya ingat-ingat mungkin kursi ini jauh lebih tua dari saya, setiap berlibur ke rumah nenek pasti menyempatkan duduk di kursi ini. Menghitung buah mangga di halaman depan sembari mendengarkan om dan tante serta pepupu-sepupu saya bercanda.

Beginilah nasib menjadi kursi di rumah nenek dengan puluhan cucu yang bandel-bandel dan senang bermain perang-perangan, sebab senjata buatan tangan dari kayu memerlukan peluru dan salah satu bahan terbaik untuk peluru itu adalah dari tali karet yang disimpul sedemikian rupa. ya...kami para cucu senang sekali memprintili karet kursi ini, dipotong diam-diam saat orang-orang dewasa tidur siang atau teras rumah kosong, saya hanya kebagian menjaga kalau-kalau ada orang dewasa yang terbangun. Selebihnya sepupu saya yang laki-laki akan melakukan tugasnya yaitu memotong dan menjadikannya peluru karet. 

Kamipun berhamburan main ke kebun milik kakek yang luas. Berlarian di sela-sela pohon ubi, kalau lapar tinggal cabut ubi dan dibakar di kebun, sampai kakek datang dan membantu mencabutkan ubi buat kami :)