- 11:52 PM
- 0 Comments
- 6:32 PM
- 0 Comments
- 9:54 PM
- 2 Comments
- 10:58 AM
- 0 Comments
gambar paling atas adalah sket untuk lukisan saya yang judulnya " demi masa", setelah kanvasnya jadi saya mulai memindahkan sketnya di satu set kanvas bundar saya ini. Ukurannya variatif, yang paling kecil berdiameter 12.5 cm, yang sedang dimeternya 17.5 dan yang paling besar 30 cm *mohon maaf kalau ukurannya salah soalnya hanya perkiraan :p
Ide dasar yang ingin saya sampaikan di lukisan ini adalah betapa berharganya waktu (masa) bagi saya, dan juga kebanyakan orang terutama perempuan. Waktu bisa berarti umur, usia, tahun dan semua yang bersinggungan dengan perubahan dalam perjalanan hidup seseorang. Saya sebagai seorang wanita juga merasakan berharganya waktu, dimana wanita bisa menjadi super sensitif di waktu (baca : umur) tertentu.
Untuk perwakilan umur pada wanita saya hanya mengambil 3, yaitu umur 0-19 tahun diwakili oleh lukisan wajah anak bayi dengan bidangan yang paling besar, dimana melambangkan dunia anak-anak yang masih begitu luas, keinginantahuan anak-anak yg sangat besar, tidak terbatas...*maunya sih menggunakan bidangan yang lebih lebar lagi :(.
yang ke-2 : umur 20-40 tahun, diwakili oleh lukisan wanita muda produktif dengan ukuran bidangan sedang, dimana mengambarkan seorang wanita yang aktif dan ingin berbuat yang terbaik untuk hidupnya, saatnya berjuang di dunia, dengan norma-norma sebagai batasan, diharapkan wanita yang bisa menimbang dan memutuskan yang baik dan benar untuk hidupnya selanjutnya. Dimana wnaita ini mulai memutuskan segala hal yang berhubungan dengan karir, keluarga, dan masa depannya.
yang ke-3 : umur 50 tahun keatas, saya mewakili dengan gambar seorang ibu-ibu matang dengan ukuran bidangan yang paling kecil, dimana usia senja biasa dihabiskan dengan mempersiapkan diri untuk menuju ke kehidupan kekal selanjutnya setelah kehidupan di dunia. Sudah tidak lagi terlalu peduli dengan kehidupan duniawi dan banyak mengumpulkan amalan sebagai bekalnya nanti.
- 10:04 PM
- 0 Comments
- 10:38 AM
- 0 Comments
- 10:38 AM
- 0 Comments
- 10:00 AM
- 0 Comments
Lukisan ini berjudul "Awas Banjir, Sayang!".
Dilukis diatas kanvas menggunakan cat gouache, kemudian untuk efek hujannya saya buat outline dari sulaman tusuk rantai. Efek rumput hijau di tanah juga saya sulam menggunakan benang sulam.
Atap rumah saya beri efek metalik dari manik-manik silver. daun-daun pohonnya juga sedikit saya beri sentuhan jahit jelujur menggunakan benang sulam berwarna hitam.
Ide awal lukisannya adalah ketika awal tahun 2010, ini saya dan suami pindah mukim ke Makassar. Setiap hari di bulan Januari terus turun hujan, dan beberapa ruas jalan utama juga sering banjir :p
Khawatir karena baru pindahan rumah, saya membayangkan bagaimana seandainya kota Makassar banjir? Mungkin kami akan pindah mukim lagi ke atas pohon, soalnya saya masih cinta dengan kota makassar, berat untuk meninggalkannya :( *terutama coto makassar, palu basa dan kondronya :)
- 10:03 PM
- 0 Comments
- 10:29 AM
- 0 Comments
untuk satu set calon lukisanku yang berjudul "demi masa" saya menggunakan bidangan yang umumnya dipakai buat menyulam, selain sebagai pengganti bingkai bidangan ini juga sekaligus membuat permukaan kanvas menjadi ketat jadi tidak perlu spanram . Di makassar susah juga mencari bidangan yang terbuat dari rotan, di toko kerajinan tangan langganan saya cuman ada yang dari kayu tipis dilengkungkan, saya tidak berani mengambil yang ukuran diameternya lebih besar dari 30cm, karena tampaknya kayunya sangat rapuh, tidak kuat menahan tekanan kain kanvas yang direntangkan diatasnya.
- 10:00 PM
- 0 Comments
- 10:30 AM
- 0 Comments
A siesta (Spanish pronunciation: [ˈsjesta]) is a short nap taken in the early afternoon, often after the midday meal. Such a period of sleep is a common tradition in some countries, particularly those where the weather is warm. The word siesta is Spanish, from the Latin hora sexta - "the sixth hour" (counting from dawn, therefore noon, hence "midday rest").
The siesta is the traditional daytime sleep of Spain, and through Spanish influence, of many Latin American countries. Brazil, colonized not by Spain but by Portugal, stands in cultural contrast.
Factors explaining the geographical distribution are mainly high temperatures and heavy to very heavy intake of food at the midday meal. These two factors combined contribute to the feeling of post-lunch drowsiness. Afternoon sleep is also a common habit in Bangladesh, Bosnia & Herzegovina, China, Croatia, Greece, India, Iran, Italy (southern), Macedonia, Malta, Montenegro, North Africa, the Philippines, Serbia, Slovenia, Turkey and Vietnam.[citation needed] In these countries, the heat can be unbearable in the early afternoon, making a midday break at home ideal. In many areas with this habit, it is common to have the largest meal of the day in the very early afternoon, as is practical and common in farming.
The original concept of a siesta seems to have been merely that of a midday break intended to allow people to spend time with their friends and family. It has been suggested that the long length of the modern siesta dates back to the Spanish Civil War, when poverty resulted in many Spaniards working multiple jobs at irregular hours, pushing back meals to later in the afternoon and evening.[1] However, this hypothesis sounds unlikely, considering that the siesta tradition was very common in Latin America and other countries with Hispanic influence, much before the Spanish Civil War.
the 2'nd picture is A painting of a young woman taking a siesta. (The hammock, Gustave Courbet (1844).)
source : WIKIPEDIA
- 10:06 AM
- 0 Comments
- 9:00 AM
- 0 Comments
Al-Burj Khalifa (Dubai) - the world tallest building in the world (now)
grand opening 1 January 2010
this picture from my cousin Jenny at Atlanta,
i really heart that balloons :)
source from Yahoogroup mailing list
after that we watched a PIXAR movie
"UP"
recomended by my nephew Z and his mommy
"UP" my version
bee and bon with a lot of balloons :)
- 11:51 AM
- 1 Comments
- 4:19 PM
- 1 Comments
- 10:00 AM
- 1 Comments