Sahabatku Topi lebar “Kalem” akhirnya memutuskan untuk pindah ke kota lain, ikut suaminya.
Setelah mengalami dilema panjang yang sempat membuatnya goyah, di suatu sisi dia masih ingin menemani Ayahnya yang kini hidup seorang diri, sepeninggal Ibunya, di sisi lain dia masih bertanggung jawab atas 2 orang adiknya yang sudah beranjak dewasa, di sisi yang berseberangan dia juga ingin mengisi kekosongan jiwanya dengan menjalin hubungan dengan seorang ikhwan yang tidak sekota dengannya, suatu pertarungan jiwa yang dashyat, dan saya acungkan 2 jempol untuk semua kesabarannya yang akhirnya bisa memberikan kekuatan spiritual bagi jiwa dan pikirannya. Belajar banyak dari kemandirian seorang sahabat, akan sederhananya sebuah “kesabaran”.
Semoga kebahagiaan senantiasa mengiringi tapak langkahmu, berbahagialah selalu, sebab itu hadiah yang pantas kau dapatkan.
*selamat jalan sobatku Topi Kalem, rindukan saat kita terjatuh di sawah dan terjebak di lumpur berdua*
- 11:13 AM
- 1 Comments